Monday, February 28, 2011
Ilmu Ekonomi dan Masalah Pokok Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Sebagai contohnya, seperti yang kita ketahui bersama bahwa keinginan manusia akan suatu hal yang menjadi kebutuhannya tidaklah terbatas, hal ini bisa dilihat ketika seseorang hamper setiap harinya membeli suatu barang yang menjadi kebutuhannya, bahkan adapula orang-orang yang sering kali membeli sesuatu yang belum tentu bermanfaat untuknya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa memang keinginan manusia itu nyaris tak terbatas.
Namun, bagaimana dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau kebutuhan yang tiap harinya dibutuhkan manusia ? Tentu dapat dipastikan bahwa semua itu ada batasnya dan bahkan dapat habis jika dieksploitasi terus menerus.
Contohnya ? Manusia secara normal tentu membutuhkan makan dan minum tiap harinya, dari sana dapat kita lihat bahwa kebutuhan akan makanan dan minuman amatlah penting, sehingga hal tersebut mengharuskan kita untuk bercocok tanam agar sumber makanan nabati terus ada, serta berternak dan bernelayan untuk mendapat makanan seperti daging.
Berarti kebutuhan manusia dapat diperbarui terus ? Ya tidak begitu juga, karena banyak hal yang tidak dapat diperbarui oleh manusia. Seperti bahan bakar berupa minyak, sampai saat ini sepertinya belum ada yang dapat memperbaruinya. Minyak tanah saja sudah diganti dengan penggunaan gas kan, dan mungkin nanti minyak seperti bensin pun akan habis.
Karena itulah diciptakan ilmu ekonomi, agar kebutuhan manusia akan suatu barang bisa dibatasi, tapi bagi yang memiliki kekayaan tentu berbeda ceritanya. Namun sebagai manusia kita harus bisa tetap mengambil keputusan secara bijak, karena sumber daya alam ini amatlah terbatas, jadi jangan diekspoitasi berlebihan, setidaknya perbarui yang bisa diperbarui kembali.
Berikutnya adalah metodologi, pada wikipedia metodologi sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi.
Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan memberi penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian ?
Adapaun masalah pokok dalam keekonomian antara lain adalah :
1. Jenis barang dan jasa apa yang akan diproduksi ?
2. Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut ?
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan ?
Untuk menanggapi masalah ekonomi tersebut tentunya para pelaku ekonomi harus mengetahui solusinya, antara lain :
1. Barang apa yang akan diproduksi (What):
Ditentukan oleh hak memilih dalam nilai Rupiah yang dimiliki konsumen.
2. Bagaimana barang diproduksi (How):
Ditentukan oleh persaingan diantara produsen.
3. Bagi siapa barang dibuat (For Whom):
Ditentukan oleh pola permintaan dan penawaran di pasar atas faktor produksi.
Sebagai contoh, pertanyaan pertama dari masalah pokok ekonomi itu dikatakan adalah “What” dengan maksud barang atau jasa apakah yang akan diproduksi. Kita umpamakan saja sedang musim panas saat ini dan kita akan memproduksi dan menjual es buah segar, tentunya ada kemungkinan es buah segar ini akan banyak diminati karena ini musim panas.
Kemudian “How” yang mengartikan bagaimana barang dan jasa tersebut dihasilkan. Berhubung ini es buah segar jadi kita membuatnya dengan cara rumahan, tentunya kita membutuhkan kulkas dan buah-buahan untuk membuat es buah segar tersebut. Lain halnya dengan es buah yang ada dalam kemasan, mungkin es buahnya diproduksi menggunakan mesin untuk mengolah dan mengemasnya.
Terakhir adalah “For Whom” yang memiliki maksud untuk siapa barang atau jasa tersebut diproduksi. Karena kita membuat es buah segar tentunya bisa kita jual ke berbagai macam kalangan, dengan harga yang terjangkau maka banyak kalangan yang bisa membelinya. Berhubung ini musim panas, pasti banyak yang haus dan mencari minuman dingin dan segar tentunya. Namun di sini lah letak keuntungan yang bisa kita lihat, andai saja kita menjual es buah segar tersebut pada musim dingin, atau mungkin kita akan menjual pada daerah yang bersalju. Ya mungkin tidak akan ada yang mau membeli jika kita menjualnya seperti itu.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah, sebelum kita menjual suatu barang, kita harus perhatikan dahulu apa yang dibutuhkan para konsumen, dan mengapa barang yang akan kita jual nanti akan dibutuhkan konsumen. Mungkin saja barang yang sepele malah bisa dibutukan banyak konsumen, jadi kita harus memikirkan dan memprediksi dengan cermat.
Dahulu saja bahkan ada yang memiliki ide untuk menjual air mineral secara kemasan, ide tersebut dahulunya mungkin menggelikan dan banyak yang menertawakan, bayangkan saja air itu ada dimana-mana, untuk apa orang-orang harus mengeluarkan uang hanya untuk membeli air mineral.
Namun orang-orang yang menganggap ide tersebut menggelikan itu salah besar, dapat kita lihat sekarang, hampir setiap orang diperkotaan yang maju kini meminum air mineral yang diproduksi dan dijual itu. Mereka berpendapat bahwa air mineral tersebut tentu lebih baik, dan mereka tidak usah repot-repot lagi membawa-bawa air minum ketika berpergian ke tempat-tempat wisata dan sejenisnya. Karena di tempat-tepat tersebut sudah menjual air minum kemasan.
Jadi ketiga masalah pokok ekonomi tadi dapat dijadikan sebagai acuan untuk para pelaku ekonomi. Dengan melihat dari segala sisi mengenai barang atau jasa yang akan diproduksi berserta manfaatnya, para pelaku ekonomi dapat mencari informasi dan juga memprediksi keinginan serta kebutuhan dari para konsumen.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment